KONSEP BISNIS PELAYARAN
Ship
follow the trade atau trade follow the ship?
Dalam dunia shipping dan
logistics, ada istilah: “Ship follow the trade”, yang maksudnya adalah kapal
atau jalur pelayaran dan infrastruktur pendukung logistik seperti pelabuhan,
jalan, dsb, akan ada ketika di tempat tersebut telah ada industri yang
dibangun. Jadi, harus ada industri dulu, baru kapal akan datang. Kalau
diibaratkan dalam transportasi darat, misalnya: ITB telah membangun kampus baru
di Jatinangor, karena hal tersebut maka dibuatlah sebuah trayek baru bus DAMRI
dari ITB di jalan Ganesha langsung ke Jatinangor untuk mengangkut para
mahasiswa tersebut. Nah, teori ini tentunya sah-sah saja. Lalu bagaimana bila
teorinya dibalik? Pemda Bandung ternyata membuat trayek baru Ganesha-Jatinangor
terlebih dahulu, walaupun mungkin tidak ada anak ITB yang bakal naik trayek
tersebut, alhasil mungkin saat awal trayek itu jalan, penumpangnya sangat
sedikit atau bahkan malah tidak ada. Nah, pihak ITB setelah melihat ada sebuah
peluang trayek baru tersebut menjadi timbul inisiatif untuk membangun sebuah
kampus baru di Jatinangor. Mungkinkah kasus ini terjadi? Tentu saja mungkin. Begitu
pula dalam hal shipping dan logistics, teori “trade follow the ship” tentunya
bisa terjadi. Nah, program Pendulum Nusantara ini justru seperti
mengaplikasikan teori tersebut. Mereka membangun jalurnya terlebih dahulu,
tanpa perlu tahu apakah akan ada industri baru yang dibangun di Papua, Maluku,
dsb atau tidak. Setelah jalur tersebut berjalan, diharapkan justru mendorong
para investor untuk berinvestasi membangun industri di daerah-daerah tersebut. Tentunya
konsep ini memang beresiko, itulah mengapa tidak sedikit pihak yang
menyangsikan konsep Pendulum Nusantara. Pihak-pihak tersebut beranggapan bahwa
lebih baik bangun dulu industri di Papua dan sebagainya, maka jalur
transportasi akan ada dengan sendirinya. Namun bila prinsip ini tetap dianut,
berarti kita hanya bisa menunggu pemerintah atau investor untuk membangun
industri. Lalu pertanyaannya, sampai kapan kita menunggu? Sampai Papua akhirnya
memerdekakan diri? Meminjam perkataan Dirut saya, “Kerjakanlah apa yang menjadi
bagian kamu dengan sebaik-baiknya terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita
dorong pihak lain untuk mengerjakan bagian mereka juga dengan sebaik-baiknya”.
Intinya, kami dari pihak kepelabuhanan dan shipping berusaha mengerjakan bagian
kami dengan membuat program Pendulum Nusantara ini. Dengan harapan dapat
membantu mengurai permasalahan biaya logistik Indonesia yang tinggi. Sambil
berharap juga dapat mendorong tumbuhnya industri baru dan terjadinya pemerataan
ekonomi.
PINTU
GERBANG TOL LAUT
Dalam
konsep ini pelabuhan di bedakan dalam dua katagori yaitu pelabuhan Hub Port dan
pelabuhan Feeder ( Feeder Port)
HUB
PORT
PELABUHAN HUB PORT DI INDONESIA
|
|
1. Pelabuhan Belawan
/ Kuala Tanjung
2. Tanjung Priok /
Kali Baru
3. Tanjung Perak
4. Makassar
5. Bitung
|
FEEDER
PORT
PELABUHAN FEEDER DI INDONESIA
|
|
1. Malahayati
2. Batu Ampar Batam
3. Teluk Bayur
4. Jambi
5. Palembang
6. Panjang
7. Tanjung Emas
Semarang
8. Pontianak
9. Sampit
10. Banjarmasin
|
11. Kariangau
Balikpapan
12. Palaran Samarinda
13. Pantoloan
14. Kendari
15. Tenau Kupang
16. Ternate
17. Ambon
18. Sorong
19. Jayapura
|
No comments:
Post a Comment