Saturday, March 11, 2017

KONSEP BISNIS PELAYARAN



KONSEP BISNIS PELAYARAN
Ship follow the trade atau trade follow the ship?
Dalam dunia shipping dan logistics, ada istilah: “Ship follow the trade”, yang maksudnya adalah kapal atau jalur pelayaran dan infrastruktur pendukung logistik seperti pelabuhan, jalan, dsb, akan ada ketika di tempat tersebut telah ada industri yang dibangun. Jadi, harus ada industri dulu, baru kapal akan datang. Kalau diibaratkan dalam transportasi darat, misalnya: ITB telah membangun kampus baru di Jatinangor, karena hal tersebut maka dibuatlah sebuah trayek baru bus DAMRI dari ITB di jalan Ganesha langsung ke Jatinangor untuk mengangkut para mahasiswa tersebut. Nah, teori ini tentunya sah-sah saja. Lalu bagaimana bila teorinya dibalik? Pemda Bandung ternyata membuat trayek baru Ganesha-Jatinangor terlebih dahulu, walaupun mungkin tidak ada anak ITB yang bakal naik trayek tersebut, alhasil mungkin saat awal trayek itu jalan, penumpangnya sangat sedikit atau bahkan malah tidak ada. Nah, pihak ITB setelah melihat ada sebuah peluang trayek baru tersebut menjadi timbul inisiatif untuk membangun sebuah kampus baru di Jatinangor. Mungkinkah kasus ini terjadi? Tentu saja mungkin. Begitu pula dalam hal shipping dan logistics, teori “trade follow the ship” tentunya bisa terjadi. Nah, program Pendulum Nusantara ini justru seperti mengaplikasikan teori tersebut. Mereka membangun jalurnya terlebih dahulu, tanpa perlu tahu apakah akan ada industri baru yang dibangun di Papua, Maluku, dsb atau tidak. Setelah jalur tersebut berjalan, diharapkan justru mendorong para investor untuk berinvestasi membangun industri di daerah-daerah tersebut. Tentunya konsep ini memang beresiko, itulah mengapa tidak sedikit pihak yang menyangsikan konsep Pendulum Nusantara. Pihak-pihak tersebut beranggapan bahwa lebih baik bangun dulu industri di Papua dan sebagainya, maka jalur transportasi akan ada dengan sendirinya. Namun bila prinsip ini tetap dianut, berarti kita hanya bisa menunggu pemerintah atau investor untuk membangun industri. Lalu pertanyaannya, sampai kapan kita menunggu? Sampai Papua akhirnya memerdekakan diri? Meminjam perkataan Dirut saya, “Kerjakanlah apa yang menjadi bagian kamu dengan sebaik-baiknya terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita dorong pihak lain untuk mengerjakan bagian mereka juga dengan sebaik-baiknya”. Intinya, kami dari pihak kepelabuhanan dan shipping berusaha mengerjakan bagian kami dengan membuat program Pendulum Nusantara ini. Dengan harapan dapat membantu mengurai permasalahan biaya logistik Indonesia yang tinggi. Sambil berharap juga dapat mendorong tumbuhnya industri baru dan terjadinya pemerataan ekonomi.
PINTU GERBANG TOL LAUT
Dalam konsep ini pelabuhan di bedakan dalam dua katagori yaitu pelabuhan Hub Port dan pelabuhan Feeder ( Feeder Port)





HUB PORT

PELABUHAN HUB PORT  DI INDONESIA
1.   Pelabuhan Belawan / Kuala Tanjung
2.   Tanjung Priok / Kali Baru
3.   Tanjung Perak
4.   Makassar
5.   Bitung


FEEDER PORT
PELABUHAN FEEDER DI INDONESIA
1.   Malahayati
2.   Batu Ampar Batam
3.   Teluk Bayur
4.   Jambi
5.   Palembang
6.   Panjang
7.   Tanjung Emas Semarang
8.   Pontianak
9.   Sampit
10. Banjarmasin
11. Kariangau Balikpapan
12. Palaran Samarinda
13. Pantoloan
14. Kendari
15. Tenau Kupang
16. Ternate
17. Ambon
18. Sorong
19. Jayapura


No comments:

Post a Comment

GUBERNUR SUMUT JANJILAH PADA RAKYAT SUMUT HARGA RUMAH DI BAWAH 50 JUTA

JIKA CALON GUBERNUR SUMUT PERIODE 2019 S.D 2024 BERJANJI ADA RUMAH HARGA DIBAWAH 50 JUTA DAN DP 0% MAKA DENGAN SUKA RELA SAYA BERJANJI ...