PENUNDAAN,
PEMBEBASAN DAN PENCABUTAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR (PORT CLEARANCE)
Dalam keadaan tertentu, Nakhoda kapal tidak
dapat meninggalkan pelabuhan, pemilik atau operator kapal atau badan usaha yang
ditunjuk mengageni. kapal wajib menyampaikan surat permohonan penundaan
keberangkatan kapal kepada Syahbandar. Dalam hal kondisi cuaca pada perairan
yang akan dilayari kapal dapat membahayakan keselamatan berlayar, yahbandar dapat menunda pemberangkatan
kapal.Penundaan keberangkatan kapal, melebihi 24 (dua puluh empat) jam dari
waktu tolak yang telah ditetapkan, pemilik atau operator kapal atau badan usaha
yang ditunjuk menjadi agen kapal wajib mengajukan surat permohonan ulang
penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) kepada
Syahbandar. Pembebasan Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) hanya
dapat diberikan oleh Syahbandar terhadap:
a. kapal
yang berlayar dalam batas pelabuhan;
b. kapal
yang untuk sementara berlayar keluar pelabuhan dengan tujuan memberikan bantuan
pertolongan kepada kapal yang dalam bahaya;
c. kapal
yang menyinggahi pelabuhan karena keadaan darurat; danlatau
d. kapal
yang melakukan percobaan berlayar.
Pembebasan
Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) diberikan kepada Nakhoda
setelah pemilik atau operator kapal atau badan usaha yang ditunjuk menjadi agen
kapal menyampaikan permohonan tertulis kepada Syahbandar. Dalam memberikan
pembebasan Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance) , Syahbandar
wajib menerbitkan surat pembebasan dengan format . Pencabutan terhadap Surat
Persetujuan Berlayar (Port Clearance) yang telah diterbitkan dapat
dilakukan oleh Syahbandar, apabila :
a. kapal
tidak berlayar meninggalkan pelabuhan, melebihi 24 (dua pUluh empat) jam dari
batas waktu tolak yang telah ditetapkan;
b. kapal
melakukan kegiatan di pelabuhan yang mengganggu kelancaran lalu Iintas kapal,
membahayakan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan
maritim; dan/atau
c. perintah
tertulis dari pengadilan negeri.
No comments:
Post a Comment