TOL LAUT
Tol
Laut Indonesia Adalah konektivitas transportasi laut yang efektif berupa Adanya
Pelabuhan sebagai pintu gerbang Tol Laut dan kapal sebagai sarana transportasi yang
melayari secara rutin dan terjadwal dari barat sampai ke timur Indonesia demi kelancaran, keamanan dan kenyamanan dalam
rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia Masyarakat Adil dan Makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut,
dibutuhkan sarana dan prasarana serta SDM pendukung antara lain : Tersedianya
kawasan Industri , tersedianya Gudang dan Lapangan sebagai tempat konsolidasi
barang, Kesiapan pelayanan Dokumen ; (barang, dokumen kapal dan crew kapal
dipelabuhan), Pelabuhan (Pelayanan kapal
di pelabuhan, Pelayanan barang di
pelabuhan), Kesiapan Armada Laut (kapal), dan
keselamatan pelayaran. Dalam mendukung kelancaran transportasi Laut atau
Intramoda meliputi angkutan laut dalam negeri,
angkutan laut luar negeri, angkutan laut khusus, angkutan laut perintis dan
angkutan pelayaran rakyat. dan juga didukung oleh transportasi antarmoda yaitu
keterpaduan transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Intra
dan antarmoda tersebut merupakan satu kesatuan transportasi nasional.
Latar Belakang
Terciptanya Tol Laut
1. Harga Barang di sangat mahal di daerah-daerah tertentu
Nah, mari kita cermati : kenapa
harga barang di Indonesia bagian timur lebih mahal ketimbang di bagian barat.
Coba perhatikan peta arus perdagangan domestik di bawah ini, ketebalan garis
mencerminkan magnitude perdagangan. Dapat dilihat bahwa arus perdagangan di
Indonesia ternyata sangat timpang, dominan di bagian barat, dan sangat kecil di
bagian timur, seperti Papua, Maluku, dsb.
Mungkin sebagian dari
anda pernah dengar, atau bahkan mungkin mengalaminya, bahwa beberapa barang
tertentu di Indonesia bagian timur harganya jauh lebih mahal dibanding daerah
di Indonesia bagian barat. Misalnya harga semen di Pulau Jawa sekitar Rp 70
ribu, tapi di Papua malah mungkin mencapai Rp 1 juta. Atau mungkin beberapa
harga bahan pokok, yang memperlihatkan sebuah ketimpangan. Di bawah ini ada
sedikit perbandingan data tentang ongkos kirim satu kontainer dari Jakarta ke beberapa
kota. Dapat dilihat bahwa ongkos kirim ke Hamburg yang jaraknya 11.000 km
ternyata lebih murah daripada ke Padang yang jaraknya hanya 1.000 km.
Kondisi geografis di
Indonesia mungkin salah satu yang paling unik di dunia, karena terdiri dari
banyak pulau. Untuk mengangkut suatu barang dari satu tempat ke tempat lain,
tentunya akan menjadi bergantung terhadap transportasi laut, karena
transportasi laut ini memang yang paling murah dalam pengangkutan barang.
Nah, dalam prosesnya,
pengangkutan barang ini sudah memiliki jalurnya sendiri. Mirip seperti jalur
bus atau angkot. Saya analogikan sebagai berikut:
2. Tidak meratanya
pembangunan di Indonesia ( tidak ada pabrik di daerah yang mendukung
berkembangnya pelabuhan)
Pertanyaan berikutnya
adalah, kenapa bisa tidak ada barang lagi yang diangkut oleh kapal dari Papua?
Hal ini terjadi karena hampir tidak ada industri disana. Disana memang memiliki
beberapa pertambangan, tapi hasil-hasil tambang tersebut jarang dikirim melalui
pelabuhan umum. Bahkan tambang seperti Freeport sudah memiliki terminal dan
kapal sendiri untuk mengangkut emas-emas yang dihasilkan dari tanah Papua untuk
dilarikan langsung ke luar negeri. Karena
tidak ada jumlah barang yang setimpal yang bisa diangkut kembali dari Papua
menuju tempat asal kapal tersebut berasal, maka seperti yang terlihat di gambar
di atas, flow perdagangan ke Indonesia timur menjadi jauh lebih kecil.
No comments:
Post a Comment