PELABUHAN UTAMA DI ASIA TENGGARA
Kawasan Asia
Tenggara sebenarnya merupakan kawasan perekonomian yang sangat strategis. Di
kawasan ini setidaknya terdapat beberapa jalur pelayaran internasional yang
cukup penting, seperti Selat Malaka. Lokasi Asia Tenggara pula sangat
memungkinkan menjadi lokasi transit ataupun jalur pelayaran dan pengangkutan
laut di dunia. Berikut ini beberapa pelabuhan laut di Asia Tenggara yang masuk
ke dalam kelompok 100 besar menurut versi AAPA 2010.
Port of Singapore masih merupakan satu-satunya pelabuha laut paling besar dan paling sibuk di Asia Tenggara. Setidaknya Asia Tenggara memiliki 5 negara penting yang menjadi lokasi pelabuhan laut, yaitu Malaysia, Singapura, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Dalam hal ini, pelabuhan laut di Malaysia dan Thailand terlihat masih menempati posisi di atas Indonesia (Port of Tanjung Priok). Malaysia mencatatkan terdapat dua pelabuhan laut penting, yaitu Port Kelang dan Port of Tanjung Pelepas. Posisi pelabuhan Tanjung Priok cukup baik untuk kategori kesibukan pelabuhan, yaitu menempati posisi 24 dari 100 pelabuhan laut tersibuk di dunia. Pelabuhan Laem Chabang (Thailand) termasuk berada pada kawasan strategis yang menjadi pintu masuk ke kawasan lalul lintas perdagangan internasional. Begitu pula dengan pelabuhan Ho Chi Minh (Vietnam).
Peluang Besar Yang Diabaikan
Sebenarnya sangat
mengejutkan mengetahui hanya ada nama Port of Tanjung Priok yang masuk ke dalam
peringkat 100 besar pelabuhan laut dunia versi AAPA. Peringkat pelabuhan
Tanjung Priok sendiri masih jauh di bawah Singapura dan Malaysia. Port Kelang
memiliki tingkat kesibukan dua kali lebih besar daripada Port of Tanjung Priok.
Dari kapasitas bongkar muatnya saja, Port of Laem Chabang memiliki bisa hampir
dua kali lipat kapasitas bongkar muat dari Port of Tanjung Priok pada tahun
2010. Peringkat Tanjung Priok hanya lebih baik dari Port of Manila (Filipina)
dan Port of Ho Chi Minh (Vietnam). Sementara itu, Indonesia adalah negara yang
memiliki kawasan paling luas di Asia Tenggara dengan bentuk kepulauannya. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah terdapat cukup banyak
pelabuhan laut untuk keperluan bongkar muat petikemas. Pelabuhan tersebut
tersebar dari Jayapura, Sorong, Ambon, Makassar, Tarakan, Banjarmasin,
Surabaya, Semarang, Tanjung Priok, Bawean, Lampung, Medan, Aceh, dan masih
belum ditambahkan pelabuhan-pelabuhan transit berskala nasional. Mereka semua
memiliki potensi untuk bisa dikembangkan menjadi pelabuhan laut bertaraf
internasional dengan tingkat kesibukan maupun kapasitas bongkar muat yang
tinggi. Mereka semua terletak di zona pelayaran internasional yang cukup
penting menjadi pintu masuk ke Pasifik maupun Samudera Hindia.
Persoalannya hanya
tinggal memanfaatkan peluang geografis dan mengoptimalkannya. Langkah pertama
tentu dengan membenahi administrasi pelabuhan dengan terus meningkatkan
standarisasi pelabuhan di seluruh lokasi-lokasi pelabuhan laut untuk keperluan
bongkar muat barang. Kita bisa meniru strategi yang digunakan oleh Singapura
dengan memposisikan wilayah pelabuhan laut untuk keperluan transit barang. Ada
beberapa titik perairan di mana lokasi pelabuhan langsung menghadap dan berada
di jalur pelayaran internasional. Langkah selanjutnya adalah dengan memperluas
zona pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pada
prinsipnya, pelabuhan laut untuk bongkar muat barang merupakan salah satu
infrastruktur. Dukungan infrastruktur yang memadai akan sangat dibutuhkan untuk
mendukung penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan NKRI.
No comments:
Post a Comment