Wednesday, January 3, 2018

PRODUKTIFITAS BONGKAR MUAT DAN DWELLING TIME

PRODUKTIFITAS BONGKAR MUAT DAN DWELLING TIME

Dwelling Time adalah waktu lamanya barang atau petikemas menumpuk di gudang atau di lapangan penumpukan.
JAKARTA (beritatrans,com)-Direktur Utama (Dirut) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ Lino mengatakan untuk mewujudkan konsep poros maritim atau tol laut dan menekan cost logistic tidak perlu buru-buru membangun banyak pelabuhan dan membeli banyak kapal. Tapi cukup dengan meningkatkan produktifitas pelabuhan. “Jangan tergesa-gesa membangun pelabuhan baru dan membeli banyak kapal. Tapi tingkatkan dulu produktifitas seluruh pelabuhan yang sudah ada. Misalnya bongkar muat kontainer ditingkatkan dari rata rata 10 box/jam menjadi 25 box /jam,” kata Lino pada diskusi akhir tahun di kantornya, kemarin. Selain meningkatkan produktifitas bongkar muat juga perlu mengurangi waiting time (waktu tunggu kapal untuk bongkar), menekan dwelling time (lamanya kapal di pelabuhan) yang saat ini masih 5,2 hari serta meningkatkan SDM yang mengoperasikan pelabuhan. “Buat apa banyak membangun pelabuhan baru dan menambah banyak kapal kalau produktivitas pelabuhan masih rendah seperti bongkar muat rata-rata masih 10 box/jam, dwelling time masih 5,2 hari seperti sekarang ini. Dampak produktivias pelabuhan masih rendah menyebabkan kapal menghabiskan banyak waktu (65 persen) di pelabuhan dan hanya 35 persen waktunya untuk berkayar. Untuk mendukung pendapatnya, Lino memberikan contoh Pelabuhan Tanjung Priok. Tahun 2009 throughput petikemas hanya 3,6 juta TEUs. Tapi setelah dilakukan penataan lahan dan penambahan alat proyeksi 2015 tembus 10 juta TEUs, ujarnya. Khusus mengenai masih tingginya biaya logistik di Indonesia (24,6 % dari GDP), Lino mengatakan penyebab tertinggi karena inventory stock (persedian stok barang muatan) mahal dan mayoritas menggunakan moda transportasi darat yang biayanya 10 kali lebih mahal dari moda transportasi laut. Lino mengatakan pihaknya akan memanfaatkan moda transportasi darat untuk hubungkan Pelabuhan Priok dengan daerah industri dan logistik. IPC sedang memproses pengambilalihan 45 persen saham calon mitra pemegang konsesi jalan tol Lingkar Jakarta II Cibitung-Cilincing. Sedangkan transportasi kereta api, IPC menggagas kerjasama pembangunan jalur kereta api baru yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan daerah indusatri Cikarang. Untuk transportasi laut IPC akan memanfaatkan kanal sepanjang 40 km dari Tanjung Priok ke kawasan industri Cikarang dengan estimasi biaya kurang dari Rp 1 triliun. Kanal tsb nantinya akan menjadi jalur transportasi yang bisa dilewati tongkang bermuatan maksimal 60 box kontainer. (Wilam)
http://beritatrans.com/2014/12/30/rj-lino-produktifitas-masih-rendah-ngapain-buru-buru-bikin-banyak-pelabuhan/#sthash.331zki4O.dpuf

Strategi Rizal Ramli Selesaikan Masalah Dwelling Time


Sebuah truk membawa peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (5/8/2015). BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 4,67 persen pada kuartal II 2015, turun dari 4,71 persen pada kuartal pertama 2015. (REUTERS/Beawiharta)
Liputan6.com,Jakarta- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menghasilkan sejumlah strategi untuk dilaksanakan mengatasi lamanya waktu bongkar muat di pelabuhan atau dwelling time.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengatakan strategi tersebut adalah menerapkan kembali jalur hijau dan jalur merah pada barang yang akan keluar masuk pelabuhan. Barang yang termasuk kategori jalur merah dievaluasi kembali, jika layak akan dipindahkan ke jalur hijau. Sehingga akan memangkas proses perizinan yang memakan waktu.
"Dulu kami kembangkan sistem jalur hijau dan merah, importir eksportir kredibel yang tidak neko-neko dimasukkan jalur hijau. Akan tetapi buat importir eksportir yang reputasinya dirgukan masuk jalur merah," kata Rizal, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Maritim, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Rizal menambahkan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengubah lokasi pemeriksaan di pabrik atau lokasi lain di luar pelabuhan. Langkah itu dilakukan untuk mempercepat proses pemeriksaan barang yang akan diekspor.
"Kedua kita terlalu banyak pra audit. Padahal di Undang-undang Bea Cukai yang saya bantu bikin yaitu kembangkan post audit tidak usah diperiksa di Tanjung Priok tapi secara random di pabriknya. Paradigma shift kalau masuk jalur hijau kami lakukan post audit," tutur Rizal.
Strategi berikutnya adalah peningkatan biaya penyimpanan kontainer pelabuhan Tanjung Priok. Rizal menduga ada permainan antara pemilik barang dengan operator pelabuhan tersebut dalam penyimpanan barang di pelabuhan. Lantaran biaya penyimpanan di luar pelabuhan lebih mahal.
"Ketiga biaya penyimpanan kontainer di Tanjung Priok murah banget ketimbang di gudang luar. Pelindo senang juga kontainer di situ dapat Rp 1 triliun kalau lama, kita ubah sistem biayanya supaya kita naikan," ungkapnya.
Ia melanjutkan, strategi lain adalah mengaktifkan kereta barang sebagai alat angkut di pelabuhan, dengan begitu dapat memangkas arus lalulintas truk barang di pelabuhan.
"Yang keempat dari dulu bertengkar antara Pelindo dan PT KAI. Pelindo tidak mau masuk jalur Kereta barang antara loading dan unloading karena takut bisnisnya berkurang sekarang tidak ada penolakan, kalau tidak mau kepret!," tegas Rizal.
Strategi terakhir adalah menggunakan sistem informasi dalam pengurusan perizinan, Rizal memperkirakan jika sistem tersebut diterapkan dapat mempercepat proses izin karena terintegrasi. (Pew/Ahm).
Bisnis.com, BOGOR - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) R.J. Lino memaparkan tiga strategi untuk meningkatkan kinerja sektor pelabuhan, maritim, dan logistik di Tanah Air. 
Di sela-sela peresmian IPC Corporate University, Lino menuturkan salah satu faktor utama rendahnya produktivitas di pelabuhan adalah belum optimalnya operasional alat bongkar muat kontainer. 
Di Indonesia, Faktor Pertama adalah Peningkatan Produktivitas Bongkar Muat barang di pelabuhan , bongkar muat kontainer masih sekitar 10 boks per jam, padahal  Kemampuan crane mencapai 25-30 boks per jam. "Untuk meningkatkan ini  diperlukan effort ( yang besar karena berkaitan dengan orang bukan mesin," ujar Lino, Selasa
Sebagai contoh, lanjutnya, Jakarta International Container Terminal (JICT) membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk meningkatkan produktivitas dari 14 boks per jam pada 1999 menjadi 25 boks per jam pada 2009. 
"Faktor kedua, shipping network kalau diubah dari point to point saat ini menjadi hub seperti konsep tol laut dapat menekan biaya hampir 50%," tuturnya.  
Faktor ketiga, lanjut Lino, adalah tingginya harga bahan bakar minyak yang harus dibayar oleh perusahaan pelayaran dalam negeri. Menurut Lino, harga BBM yang dibayar perusahaan dalam negeri 98% lebih tinggi dibandingkan pelaku pelayaran Singapura.
BBM Pertamina dipatok US$589/ton, sedangkan di Singapura harganya US$297/ton. "BBM ini 60% dari total biaya," lanjutnya. 
Menanggapi harga BBM Pertamina yang tinggi, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan hal tersebut sedang dikaji pemerintah. Rini pun mengakui kilang-kilang Pertamina sudah sedikit tua, sehingga beroperasi dengan tidak efisien. 
"Ini sedang kita lihat cost apa yang kita bisa turunkan, karena BBM Pertamina ini bukan hanya di pelabuhan tapi juga avtur di penerbangan. Kita harapkan tidak subsidi, masih tetap harapkan turunkan cost produksi," pungkas Rini.
DAMPAK TOL LAUT
Dengan adanya Tol Laut maka akan mempengaruhi  tingkat kemajuan pada segala sektor produksi baik produksi barang maupun jasa antara lain akan berpengaruh pada kemajuan sektor :
1.         Perikanan
2.         Wilayah
3.         Bioketnologi
4.         Wisata Bahari
5.         Minyak bumi
6.         Transportasi laut
7.         dan sektor lainnya.
Gambaran Tol Laut ini akan memberikan gambaran awal, proses menejemen transportasi laut selanjutnya yaitu dari menejemen operasional kapal (shipping), Menejemen Pelabuhan (Port Management), Penangganan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan, Menejemen Jasa Ekpedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), Posedur Ekport dan import di pelabuhan. dalam berikutnya akan kita coba kita uraiakan secara lengkap dan terperinci, sehingga kita dapat melaksanakan proses dan terlaksana kegiatan moda transportasi secara baik 

No comments:

Post a Comment

GUBERNUR SUMUT JANJILAH PADA RAKYAT SUMUT HARGA RUMAH DI BAWAH 50 JUTA

JIKA CALON GUBERNUR SUMUT PERIODE 2019 S.D 2024 BERJANJI ADA RUMAH HARGA DIBAWAH 50 JUTA DAN DP 0% MAKA DENGAN SUKA RELA SAYA BERJANJI ...