Thursday, January 4, 2018

SHIP OPERATION

SHIP OPERATION
Ship operation (kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal) dibagi ke dalam beberapa rangkaian kegiatan. Untuk bongkar barang, prosesnya adalah sebagai berikut:
1.       Mempsiapkan muatan kedalam palka, yakni membongkar tumpukan muatan Dan mengangkutnya ke lokasi mulut palka (hatch square) dan menyusunnya serta mengaitkan ganco muatan ke barang tersebut;
2.       mengangkat muatan serta menurunkannya di dermaga atau kendaraan yang tersedia;
3.       melepaskan sling dari ganco muatan tersebut;
4.       mengeluarkan susunan muatan dari sling atau jala-jala, kemudian ganco muatan kembali ke palka dan seterusnya. Kegiatan ini di hitung sebagai satu siklus (one book cycle).
Kegiatan operasi pemuatan (loading cargo) melalui proses sebagai berikut :
1.       Persiapan dan pengaitan slang jala-jala muatan di lambung kapal dermaga;
2.       Muatan diangkat dan dimasukkan ke dalam palka;
3.       Melepas sling dan jala-jala muatan;
4.       Menyusun barang di dalam palka sambil mengembalikan ganco muatan ke dermaga dan seterusnya.
Kegiatan yang berulang-ulang ini di sebut hook cycle. Satu siklus hook adalah dimulai dari mengaitkan ganco ke muatan di dalam palka kapal kemudian mengangkat barang tersebut ke dermaga, lalu ganco di lepaskan, dan seterusnya ganco kembali ke dalam palka. Hook cycle time adalah waktu yang di perlukan dalam proses memindahkan barang dari palka ke dermaga dalam satu siklus.
Cara meningkatkan kinerja bongkar muat kapal tergantung pada dua variabel, yaitu :
1.       Jumlah siklus setiap jam;
2.       Berat barang yang di angkat dalam setiap siklus.
Faktor yang mempengaruhi output siklus ganco adalah :
1.       Kapal (ukuran kapal, desain kapal, peralatan kapal);
2.       Muatan (ukuran muatan, berat muatan, kemasan, penyusunan muatan di dalam palka);
3.       Tenaga kerja (jumlah tenaga kerja, tingkat keterampilan).
Agar ship operation berhasil, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.       Pertahankan gerakan ganco muatan dengan pengendalian yang hati-hati dari Keempat aktifitas dalam siklus ganco.
2.       Gunakan ganco muatan hanya untuk muatan keluar dari palka.
3.       Hindari praktik menyeret muatan dengan menggunakan ganco kedalam palka untuk menghindari kerusakan barang.
4.       Gunakan alat khusus untuk memindahkan muatan dari batch square keposisi timbun didalam palka.
5.       Gunakan pallet alat bantu B/M yang tepat.
6.       Setiap muatan yang akan diangkat harus dalam kondisi aman.
7.       Angkat muatan pada setiap siklus sebanyak-banyaknya asal tidak melampaui SWL alat bongkar muat.
8.       Untuk kargo muat, sortasi muatan jangan didalam palka, tetapi di dermaga atau di gudang.
Peningkatan berat abgkatan per siklus dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu :
1.       SWL alat B / M;
2.       Stowage factor muatan;
3.       Ukuran barang yang akan diangkat;
4.       Alat-alat yang digunakan.
1.   Stowage Plan.
Stowage Plan adalahgambar belahan memanjang kapal, di mana terlihat penempatan muatan untuk pelabuhan tujuan pelabuhan barang masing-masing barang. Guna stowage plan adalah :
1.       Dapat menentukan alokasi dermaga sesuai dengan keadaan kapal dan Muatannya;
2.       Dapat mengalokasikan daya dan fasilitas;
3.       Dapat memperkirakan waktu bongkar muat barang;
4.       Dapat melakukan persiapan pekerjaan setiap periode;
5.       Untuk bahan pengawasan dan pengendalian setiap hari selama dilakukan kegiatan B/M.
Hatch plan adalah rencana muatan setiap palka, sedangkan hatch list adalah daftar perincian muatan yang dimuat di setiap palka.
Faktor yang berkaitan dengan buruh dalam kegiatan B/M adalah :
1.       Kualitas buruh/operator alat;
2.       Tingkat pemakaian buruh di setiap gang di kapal dan dermaga, yang di sesuaikan dengan jenis muatan;
3.       Peralatan yang digunakan serta jenis muatan, yang akan menentukan jumlah buruh yang digunakan;
4.       Pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan B/M.
Sebab-sebab terjadi kemacetan B/M adalah :
1.       Kelambatan pekerjaan di dalam palka sehingga ganco lambat dan menggantung;
2.       Kekurangan alat (forklift, crane);
3.       Jarak tempuh antara kapal dan tempat penumpukan;
4.       Kekurangan kendaraan angkutan pada kegiatan B/M secara langsung;
5.       Kerusakan winch/Derek kapal dan tidak tersedianya crane darat;
6.       Adanya muatan berat yang tidak diinformasikan sebelumnya;
7.       Menyeret muatan ke dalam palka dengan menggunakn ganco;
8.       Sering menunggu muatan yang akan dimuat;
9.       Tempat penimbunan sudah penuh;
10.   Kurangnya pengawasan;

11.   Birokrasi yang panjang dalam hubungannya dengan penanganan muatan;

No comments:

Post a Comment

GUBERNUR SUMUT JANJILAH PADA RAKYAT SUMUT HARGA RUMAH DI BAWAH 50 JUTA

JIKA CALON GUBERNUR SUMUT PERIODE 2019 S.D 2024 BERJANJI ADA RUMAH HARGA DIBAWAH 50 JUTA DAN DP 0% MAKA DENGAN SUKA RELA SAYA BERJANJI ...